Pagi tanggal 20 Februari 2007 yang menyakitkan, angkot riung-dago pukul 7-an pagi hari,membakar habis emosiku dan hanyalah kebodohan yang tersisa, saya tidak tahu dari mana ABG pelajar SMU itu mulai naik, saat saya naik angkot itu dari depan SPBU Dipati Ukur dua orang remaja muda-mudi itu telah ada di dalamnya, kami hanya bertiga dibelakang sopir, pelajar putri itu menangis terisak-isak di dekat teman laki-lakinya, saat saya naik yang ada hanya diam tak ada gerak kecuali tangis lirih remaja putri itu.
Selang beberapa menit setelah sampai di simpang dago laki-laki itu turun sembari menampar dua kali muka remaja putri, tanpa ada perlawanan dan pemberontakan, remaja putri itu pasrah dengan gamparan laki-laki perkasa, sontak kekagetanku mengisi seluruh relung jiwa. Bangsat, dia hanya bocah, bocah yang sudah berani kasar terhadap martabat temannya. Saya yakin laki-laki itu bukan bukan suaminya, saya yakin laki-laki itu tidak memberi makan remaja putri itu. Hanya saja atas nama apa dia berani melakukan aksi gampar-mengampar, sopir hanya diam dan saya pun diam, dua pengamen melihatnya terheran-heran saat dia mau mendekati angkot itu.
Saya tahu apa yang harus lakukan, kembali mengampari laki-laki bocah itu. Teriakan spontanlah yang muncul dari mulut busukku, sungguh-sungguh saya siap untuk mencabi-cabiknya dengan cutter yang masih tersimpan dalam saku jaket, yang kupinjam dari teman semalam bilamana laki-laki itu bereaksi dengan lebih dan sungguh beruntung tak ada hal yang lebih, sekilas menatap tajam kemukaku laki-laki itu melenggang. Pergi, sopir yang sedari tadi diam lalu dia angkat bicara, sudahlah jangan diurusin (dengan bahsa sunda), tepat saat remaja putri itu masih ada didepan mukanya, betapa dungunya sopir itu, mungkin dia menganggap pantas menganiaya perempuan istrinya bila dia menganggapnya salah, tapa peduli dengan sakit dan apa-apa yang dinginkan istrinya untuk tidak disiksa.
Saat itu juga saya menjadi membenci sopir angkot secara berlebih-lebihan, segala hal yang ada mengenai keburukan, saya tumpahkan diam-diam ke dalam dirinya, menjadilah saya diam dan diam hanya melihat remaja putri yang semakin tersudutkan, setelah melewati lampu merah tepat di depan McD dago remaja itu turun dari angkot dan mengejar lelaki yang menggamparnya. Saya tidak tahu apa yang ada dikepala peremepuan itu, semoga dia kembali dengan maksud membuat perhitungan dengan laki-laki yang mengamparnya, atau dia mengejar laki-lakinya untuk mengajak berbaikan dan mereka kembal ke niat semula. Bersekolah.
Semoga perempuan itu tidak bodoh dan tidak mau lagi dibodoh-bodohi oleh laki-laki yang menggamparnya, bila kamu hanya mengejarnya untuk memberi ampun ke laki-laki itu saya fikir kamu adalah perempuan yang pantas untuk digampar, dan dipermalukan seperti anjing didepan orang yang seharusnya tidak pantas untuk melihatmu diperlakukan seperi itu. Hanya ada satu jalan untuk saat itu mengenai apa yang harus kamu lakukan, kembali kesekolah menceritakan masalahmu dengan guru-gurumu disekolahan, tidak harus harus bereaksi sendiri untuk masalah yang menimpamu. Kembali kesekolah dan pikirkan baik-baik dirimu, hargai benar dirimu. Proteksi segala nilai kemanusiaan yang telah dianugrahkan padamu dari Tuhan dan dari masyarakat yang telah melegalitas harga dirimu. Dan fikirkan benar itu, orang yang melihatmu sungguh-sungguh merasa kasihan, ajukan laporan penganiayaan kepada polisi bersama orang tuamu. Nanti saat kamu sudah selesai sekolah atau lekas secepatnya kamu pulang kerumah menceritakan segala hal yang telah menimpamu kepada orang tua, orang tuamu akan lebih bisa mencari jalan keluar untuk kebaikan hidupmu, saat-saat seperti itu.
Sepertinya tidak, perempuan itu benar-benar ingin mengejar laki-laki yang mengamparinya. Muak dan malas untuk melihat, menoleh dan melihat apa yang terjadi. Karena remaja putri itu tidak melakukan hal yang seharusnya dia lakukan yang menurut pemahaman logis harus dialakukan. Saya hanya tidak mau lagi melihat apa yang terjadi, hanya doa semoga remaja putri itu baik-baik saja, dan apa yang ada dikepalanya ( apa yang baik menurutnya) didapatkan olehnya. Hanya saja bila remaja putri itu masih mau digampar lagi memang dia lebih pantas dianggap bintang, anjing jalang. Yang sangat pantas untuk digamparin dan dipermalukan dimanapun orang lain ingin mempermalukanya.
Remaja putri semoga kamu selamat dunia akhirat dan mampu menyelesaikan masalahmu dengan martabat kemanusiaan yang seharusnya ada dalam dirimu. Semoga kamu tidak memiliki hari buruk, seburuk hariku memahami teguran sopir angkot dan dirimu yang memilih mungkin mengejar cintamu. Saya hanya berharap kamu baik dan lebih baik untuk saat ini dan hidupmu kedepan.
Bila laki-laki itu bukan suamimu, bila laki-laki itu bukan orang yang bertanggung jawab dalam hidupmu, lupakan saja karena kamu lebih mirip binatang saat bersama denganya, dan dia lebih mirip setan bila bersama dirimu, betapa kamu tidak mendapatkan penghargaan yang seharusnya ada. Dia hanyalah sebatas temanmu mungkin kekasihmu atau mungki soulmate mu. Jangan percayai cinta yang dijalankan dengan kekerasan, penyiksaan, cinta tidak mengajarkan itu remaja putri. Tapi cinta mengajari kalian tumbuh bersama untuk menjadi dewasa dan bisa sepantasnya berperilaku sebagai manusia yang bermartabat, percayalah saat ini dia yang hanya pelajar SMA telah berani menganiaya dirimu bukan tidak mustahil kamu akan menjadi budak kesedihan bila terus bersama orang yang bertabiat seperti itu.
Carilah teman baru disekolahmu atau dilingkungan manapun yang kamu kenal kalau kamu ingin tetap ingin punya pasangan dan bia itu sebagai nafas hidupmu yang saya percayai cinta itu tidak menyiksa dan memperlakukan manusia seperti anjing, kamu pantas mendapatkan 10x kebaikan lelaki itu karena kamu cantik, kamu harus sadar itu. Dan bila tidak mungkin kamu memiliki keterbelakangan mental. Dan hanya satu hal pagi itu yang ada, muak melihat apa yang terjadi, terlebih apa yang kamu lakukan mengejar cinta kejammu itu. Semoga tidak abstraksi mengenai kebodohanmu tidak terjadi. Dan kalau itu terjadi betapa bodohnya diriku yang harus membenci sopir angkot sampai diubun-ubun kepala mengenai kedunguanya, teriakan sialku saat melihat apa yang tidak pantas untuk dilihat. Semoga kamu akan tumbuh kokoh dan kuat dengan pengalaman hidupmu.
Saya tahu apa itu cinta, dan kamu tahu apa itu cinta. dan lebih hebat lagi adalah pengertian cinta
yang difahami oleh orang tuamu, tanyakan ke orang tuamu, seperti apa cinta itu. dan pasti jawaban termungkin adalah: "tidak mengamparmu dijalan"